Sabtu, 29 April 2017

MAKALAH TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA-JOY LEHRMAN



MAKALAH TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA-JOY LEHRMAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Latar  belakang penelitian yang dilakukan oleh ELA-JOY LEHRMAN adalah melihat semakin luasnya cakupan tugas yang dibebankan kepada bidan, sehingga beliau memiliki keinginan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan . Lehrman ingin menjelaskan bahwa dalam interaksi antara bidan dan wanita ada perbedaan antara apa yang dialami atau dirasakan wanita dengan kemampuan bidan dalam mengaplikasikan konsep kebidanan.
1.2  Maksud dan Tujuan
·        Mahasiswi dapat mengidentifikasi komponen-komponen yang saling memengaruhi dalam praktik kebidanan.
1.3  Ruang lingkup
Mengingat luasnya cakupan akan teori kebidanan menurut ELA-JOY LEHRMAN maka di sini kami hanya membahas mengenai komponen-komponen tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Komponen Praktik Kebidanan
Di Inggris dan tempat lain, dilakukan sejumlah penelitian terhadap kehamilan dan perawatan antenatal  (Field,1990). Robisan dkk., (1983 dan 1985) dalam teorinya tentang kebidanan mengemukakan secara komprehensif ilmu pengobatan dan pekerjaan seorang bidan.
            Dalam pelajaran ilmu kebidanan diperlukan demonstrasi, supaya siswa bisa melakukan praktik tentang perawatan pada wanita usia subur dan membedakannya dengan nilai-nilai dari perawatan pada wanita antenatal itu sendiri ditinjau dari segi spesiallisasi obstetri .
            Tipe informasi kuantitatif merupakan cara yang paling tepat untuk memonitor perkembangan kemampuan seorang bidan. Konsep yang digaris bawahi oleh Lehrman (1981) dan Morton  (1919) merupakan hasil penelitian. Jika  konsep kebidanan tersebut sudah dimengerti maka langsung bisa diinformasikan pada saat belajar seperti yang telah dilakukan oleh Robinson dkk.(1983)
            Lehrman (1981)  bertanya,” apa yang membuat kebidanan menjadi pentinng ?”. Robinson dkk,(1983) mengatakan ,” Jika perawatan kebidanan itu memang penting maka pertanyaannya apa para bidan mendapatkan latihan tentang praktek keparawatan?.”
            Pertanyaan penting dari pelajaran tersebut adalah apa saja komponen perawatan prenatal yang harus dikuasai oleh seorang bidan (Lehrman 1981). Lehrman dalam perkembangan komponen dari konsep-konsep praktik kebidanan telah mengombinasikan teori induktif dan deduktif yang merupakan suatu pendekatan untuk mengembangkan teori yang telah dikembangkan oleh Glases dan Strauss pada 1967 (Field dan morse,1985). Lehrman telah menguji penemuan literatur selma 25 tahun yang ditulis oleh seorang bidan. Artikel tersebut berisi tentang aspek-aspek praktik kebidanan dan sebagai hasilnya ditemukan 8 askep kebidanan.
 Kedelapan konsep tersebut mejelaskan tentang filosofi yang hilang dari praktik kebidanan di Amerika. Oleh karena itu, Lehrman harus bisa menunjukan (Mendenonstasikan) konsep-konsep tersebut dengan benar.
Kedelapan konsep tersebut antara lain:
1)      Asuhan yang berkesinambungan
Maksudnya yaitu asuhan yang dilakukan dalam pelayanan antenatal.
2)      Keluarga sebagai pusat asuhan kebidanan
Maksudnya tidak terfokus pada ibu saja,tetapi kepada anggota keluarga misalkan suami atau orang tua si ibu.
3)      Pendidikan dan Konseling merupakan bagian dari asuhan
Maksudnya bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada pasien sebagai bentuk Asuhan pelayanan kebidanan.
4)      Tidak ada intervensi dalam asuhan
Maksudnya tidak ada tindakan yang dilakukan di luar wewenang bidan tindakan yang dapat merugikan pasien.
5)      Fleksibilitas dalam asuhan
Maksudnya dalam memberikan layanan tidak harus selalu mengikuti aturan yang ditetapkan secara berurutan tetapi harus melihat situasi dan kondisi saat itu.
6)      Keterlibatan dalam asuhan
Maksudnya bidan secara penuh melibatkan diri dalam proses asuhan kebidanan pada layanan antenatal.
7)      Advokasi Klien
Maksudnya dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh bidan ke pasien harus dengan persetujuan,dan pasien berhak meminta haknya untuk di pertanggung jawabkan sesuai dengan hukum yang berlaku sebaliknya juga dengan bidan apabila si pasien bersikeras tidak mau mengikuti prosedur yang tekah di sampaikan bidan maka bidan berhak membuat pernyataan tertulis dari pasien sebagai bukti yang dapat membela bidan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
8)      Waktu
Maksudnya dalam dalam pemberian peleyananasuan kebidanan harus tepatguna,tidak membuang waktu atau tergesa–gesa karena dapat merugikan pasien.
Delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini kemudian diuji cobakan oleh Morten(1991)  pada pasien postpartum. Dari hsil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi dalam delapan komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :
1.      Teknik Terapeutik .
Teknik terapeutik adalah proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan. Misalnya: mendengarkan dengan aktif, mengkaji, klasifikasi, humor, sikap yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, dan pemberian izin.
2.      Pemberdayaan ( empowerment).
Pemberdayaan adalah suatu proses pemberian kekuasan dan kekuatan melalui penampilan dan pendekatan bidan dapat meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi,mengesahkan,menilai,dan memberi dukungan.
3.      Hubungan sesama (Lateral relationship).
 (Hubungan Sesama)Meliputi hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka, sejalan dngan klien sehingga antarabidan dan klienya nampak akrab. Misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman.3 Teknik terapeutik; proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan.teknik terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukan sikaf: mendengar yg aktif,mengkaji dan mengklarifikasi masalah,humor(tidak bersifat kaku),tidak menuduh, jujur, mengakuikesalahan,memfasilitasi klien, dan menghargai hak klien.
BAB III
KESIMPULAN
Kedelapan konsep yang di ungkapkan oleh Lehrman:
1)      Asuhan yang berkesinambungan
Maksudnya yaitu asuhan yang dilakukan dalam pelayanan antenatal.
2)      Keluarga sebagai pusat asuhan kebidanan
Maksudnya tidak terfokus pada ibu saja,tetapi kepada anggota keluarga misalkan suami atau orang tua si ibu.
3)      Pendidikan dan Konseling merupakan bagian dari asuhan
Maksudnya bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada pasien sebagai bentuk Asuhan pelayanan kebidanan.
4)      Tidak ada intervensi dalam asuhan
Maksudnya tidak ada tindakan yang dilakukan di luar wewenang bidan tindakan yang dapat merugikan pasien.
5)      Fleksibilitas dalam asuhan
Maksudnya dalam memberikan layanan tidak harus selalu mengikuti aturan yang ditetapkan secara berurutan tetapi harus melihat situasi dan kondisi saat itu.
6)      Keterlibatan dalam asuhan
Maksudnya bidan secara penuh melibatkan diri dalam proses asuhan kebidanan pada layanan antenatal.
7)      Advokasi Klien
Maksudnya dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh bidan ke pasien harus dengan persetujuan,dan pasien berhak meminta haknya untuk di pertanggung jawabkan sesuai dengan hukum yang berlaku sebaliknya juga dengan bidan apabila si pasien bersikeras tidak mau mengikuti prosedur yang tekah di sampaikan bidan maka bidan berhak membuat pernyataan tertulis dari pasien sebagai bukti yang dapat membela bidan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
8)      Waktu
Maksudnya dalam dalam pemberian peleyananasuan kebidanan harus tepatguna,tidak membuang waktu atau tergesa–gesa karena dapat merugikan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati.dkk.2011. Konsep Kebidanan.Bandar  Lampung:Salemba Medika.
Purwandari atik.2006.konsep kebidanan sejarah dan profesionalisme.Jakarta
Soepardan Suryani.2006.Konsep Kebidanan .Bandung:EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar