MAKALAH TEORI KEBIDANAN MENURUT
ELA-JOY LEHRMAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Latar belakang penelitian yang dilakukan oleh ELA-JOY LEHRMAN adalah
melihat semakin luasnya cakupan tugas yang dibebankan kepada bidan, sehingga
beliau memiliki keinginan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik dalam
memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan
. Lehrman ingin menjelaskan bahwa dalam interaksi antara bidan dan wanita ada
perbedaan antara apa yang dialami atau dirasakan wanita dengan kemampuan bidan
dalam mengaplikasikan konsep kebidanan.
1.2 Maksud
dan Tujuan
· Mahasiswi dapat
mengidentifikasi komponen-komponen yang saling memengaruhi dalam praktik
kebidanan.
1.3 Ruang
lingkup
Mengingat luasnya cakupan akan teori kebidanan menurut ELA-JOY LEHRMAN maka
di sini kami hanya membahas mengenai komponen-komponen tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Komponen Praktik Kebidanan
Di Inggris dan tempat lain, dilakukan sejumlah penelitian terhadap
kehamilan dan perawatan antenatal (Field,1990). Robisan dkk., (1983 dan
1985) dalam teorinya tentang kebidanan mengemukakan secara komprehensif ilmu
pengobatan dan pekerjaan seorang bidan.
Dalam
pelajaran ilmu kebidanan diperlukan demonstrasi, supaya siswa bisa melakukan
praktik tentang perawatan pada wanita usia subur dan membedakannya dengan
nilai-nilai dari perawatan pada wanita antenatal itu sendiri ditinjau dari segi
spesiallisasi obstetri .
Tipe
informasi kuantitatif merupakan cara yang paling tepat untuk memonitor
perkembangan kemampuan seorang bidan. Konsep yang digaris bawahi oleh Lehrman
(1981) dan Morton (1919) merupakan hasil penelitian. Jika konsep
kebidanan tersebut sudah dimengerti maka langsung bisa diinformasikan pada saat
belajar seperti yang telah dilakukan oleh Robinson dkk.(1983)
Lehrman
(1981) bertanya,” apa yang membuat kebidanan menjadi pentinng ?”.
Robinson dkk,(1983) mengatakan ,” Jika perawatan kebidanan itu memang penting
maka pertanyaannya apa para bidan mendapatkan latihan tentang praktek
keparawatan?.”
Pertanyaan penting dari pelajaran tersebut adalah apa saja komponen perawatan
prenatal yang harus dikuasai oleh seorang bidan (Lehrman 1981). Lehrman dalam
perkembangan komponen dari konsep-konsep praktik kebidanan telah
mengombinasikan teori induktif dan deduktif yang merupakan suatu pendekatan
untuk mengembangkan teori yang telah dikembangkan oleh Glases dan Strauss pada
1967 (Field dan morse,1985). Lehrman telah menguji penemuan literatur selma 25
tahun yang ditulis oleh seorang bidan. Artikel tersebut berisi tentang
aspek-aspek praktik kebidanan dan sebagai hasilnya ditemukan 8 askep kebidanan.
Kedelapan konsep tersebut mejelaskan tentang filosofi yang hilang
dari praktik kebidanan di Amerika. Oleh karena itu, Lehrman harus bisa
menunjukan (Mendenonstasikan) konsep-konsep tersebut dengan benar.
Kedelapan konsep tersebut antara lain:
1) Asuhan yang berkesinambungan
Maksudnya yaitu asuhan yang dilakukan dalam pelayanan antenatal.
2) Keluarga sebagai pusat asuhan kebidanan
Maksudnya tidak terfokus pada ibu saja,tetapi kepada anggota keluarga
misalkan suami atau orang tua si ibu.
3) Pendidikan dan Konseling merupakan bagian
dari asuhan
Maksudnya bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada pasien sebagai
bentuk Asuhan pelayanan kebidanan.
4) Tidak ada intervensi dalam asuhan
Maksudnya tidak ada tindakan yang dilakukan di luar wewenang bidan tindakan
yang dapat merugikan pasien.
5) Fleksibilitas dalam asuhan
Maksudnya dalam memberikan layanan tidak harus selalu mengikuti aturan yang
ditetapkan secara berurutan tetapi harus melihat situasi dan kondisi saat itu.
6) Keterlibatan dalam asuhan
Maksudnya bidan secara penuh melibatkan diri dalam proses asuhan kebidanan
pada layanan antenatal.
7) Advokasi Klien
Maksudnya dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh bidan ke pasien harus
dengan persetujuan,dan pasien berhak meminta haknya untuk di pertanggung
jawabkan sesuai dengan hukum yang berlaku sebaliknya juga dengan bidan apabila
si pasien bersikeras tidak mau mengikuti prosedur yang tekah di sampaikan bidan
maka bidan berhak membuat pernyataan tertulis dari pasien sebagai bukti yang
dapat membela bidan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
8) Waktu
Maksudnya dalam dalam pemberian peleyananasuan kebidanan harus
tepatguna,tidak membuang waktu atau tergesa–gesa karena dapat merugikan pasien.
Delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini kemudian diuji cobakan oleh
Morten(1991) pada pasien postpartum. Dari hsil penerapan tersebut Morten
menambahkan 3 komponen lagi dalam delapan komponen yang telah dibuat oleh Lehrman,
yaitu :
1. Teknik Terapeutik .
Teknik terapeutik adalah proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses
perkembangan dan penyembuhan. Misalnya: mendengarkan dengan aktif, mengkaji,
klasifikasi, humor, sikap yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, dan
pemberian izin.
2. Pemberdayaan ( empowerment).
Pemberdayaan adalah suatu proses pemberian kekuasan dan kekuatan melalui
penampilan dan pendekatan bidan dapat meningkatkan kemampuan pasien dalam
mengoreksi,mengesahkan,menilai,dan memberi dukungan.
3. Hubungan sesama (Lateral relationship).
(Hubungan Sesama)Meliputi hubungan yang baik terhadap klien, bersikap
terbuka, sejalan dngan klien sehingga antarabidan dan klienya nampak
akrab. Misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman.3 Teknik terapeutik;
proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan
penyembuhan.teknik terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukan sikaf:
mendengar yg aktif,mengkaji dan mengklarifikasi masalah,humor(tidak bersifat
kaku),tidak menuduh, jujur, mengakuikesalahan,memfasilitasi klien,
dan menghargai hak klien.
BAB III
KESIMPULAN
Kedelapan konsep yang di ungkapkan oleh Lehrman:
1) Asuhan yang berkesinambungan
Maksudnya yaitu asuhan yang dilakukan dalam pelayanan antenatal.
2) Keluarga sebagai pusat asuhan kebidanan
Maksudnya tidak terfokus pada ibu saja,tetapi kepada anggota keluarga
misalkan suami atau orang tua si ibu.
3) Pendidikan dan Konseling merupakan bagian
dari asuhan
Maksudnya bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada pasien sebagai
bentuk Asuhan pelayanan kebidanan.
4) Tidak ada intervensi dalam asuhan
Maksudnya tidak ada tindakan yang dilakukan di luar wewenang bidan tindakan
yang dapat merugikan pasien.
5) Fleksibilitas dalam asuhan
Maksudnya dalam memberikan layanan tidak harus selalu mengikuti aturan yang
ditetapkan secara berurutan tetapi harus melihat situasi dan kondisi saat itu.
6) Keterlibatan dalam asuhan
Maksudnya bidan secara penuh melibatkan diri dalam proses asuhan kebidanan
pada layanan antenatal.
7) Advokasi Klien
Maksudnya dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh bidan ke pasien harus
dengan persetujuan,dan pasien berhak meminta haknya untuk di pertanggung
jawabkan sesuai dengan hukum yang berlaku sebaliknya juga dengan bidan apabila
si pasien bersikeras tidak mau mengikuti prosedur yang tekah di sampaikan bidan
maka bidan berhak membuat pernyataan tertulis dari pasien sebagai bukti yang
dapat membela bidan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
8) Waktu
Maksudnya dalam dalam pemberian peleyananasuan kebidanan harus
tepatguna,tidak membuang waktu atau tergesa–gesa karena dapat merugikan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati.dkk.2011. Konsep Kebidanan.Bandar Lampung:Salemba
Medika.
Purwandari atik.2006.konsep kebidanan sejarah dan profesionalisme.Jakarta
Soepardan Suryani.2006.Konsep
Kebidanan .Bandung:EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar