Sabtu, 29 April 2017

gangguan cairan , elektrolit , asam basa ,



1.      Cairan tubuh ?
2.      Gangguan keseimbangan cairan?
3.      Gangguan keseimbangan elektrolit?
4.      Gangguan keseimbangan asam basa?
5.      Mekanisme penanganan gangguan cairan infus, menghitung tetesan infus, jenis cairan intervena?
Jawaban.
1.      Cairan tubuh merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh denganhampir 90% dari total berat badan.
Pada bayi presentase cairan tubuhnya adalah 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan ,wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan.

Kebutuhan air berdasarkan usia dan berat badan.
                    Usia
                                         Kebutuhan air
Jumlah air dalam 24 jam
ml/kg berat badan
3 hari
250 – 300
80 – 100
1 tahun
1150 – 1300
120 – 135
2 tahun
1350 – 1500
115 – 125
4 tahun
1600 – 1800
100 – 110
10 tahun
2000 – 2500
70 – 85
18 tahun
2200 – 2700
50 – 60
Dewasa
2400 – 2600
40 – 50

a.    Cara perpindahan cairan
·         Difusi : Difusi merupakan bercampurnya molekul – molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas atau acak.
·         Osmosis : Proses perpindahan pelarut murni (seperti air) melalui membran semipermiabel, biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat dengan konsentrasi yang lebih pekat, sehingga larutan yang konsentrasinya lebih rendah volumenya akan berkurang, sedangkan larutan yang konsentrasinya lebih tinggi akan bertambah volumenya.
·         Transport adiktif : Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transporaktif. Transpor aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi danberosmosis yang memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk menggerakkan bebagai materi guna menembus membran sel (potter,1997).
b.    Faktor yang berpengaruh dalam pengaturan cairan.
Tekanan carian :  Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmosis, tekanan osmotic melupakan kempampuan partikel pelarut untuk menarik larutan melalui membran.
Membrane semipermiabel : Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Membran ini terdapat pada dinding kapiler pembuluhn darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.
c.    Jenis cairan.
·         Cairan zat gizi (nutrien) :
a.      Karbohidrat dan air : Dekstrosa (glukosa), levulosa (fruktosa), invert sugar ( ½ dekstrosa dan ½ levulosa).
b.      Asam amino : Amigen, aminosol, dan travamin.
c.       Lemak : Lipomul dan liposyn.
·         Blood volume expanders : Jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah sesudah kehilangan darah atau plasma.
(referensi : buku : keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan, edisi 2. Pengarang : Musrifatul Uliyah dan A. Aziz Alimul Hidayat. Penerbit : Salemba Medika)
·         Dehidrasi isotonik : Terjadi kehilangan sejumlah cairan elektrolitnya yang seimbang.
·         Dehidrasi hipertonik : Terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada biasanya.
·         Dehidrasi hipotonik : Terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.

2.      Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya: Gangguan keseimbangan cairan : Hipovolemia (dehidrasi) : kekurangan cairqn eksternal dapat terjadi Kar
a.      ena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeuaran cairan.
Ada 3 macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi :
·          
a.      Dehidrasi berat.
·         Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L.
·         Serum natrium 159-166 mEq/L.
·         Hipotensi.
·         Turgor kulit buruk.
·         Oliguria.
·         Nadi dan pernafasan meningkat.
·         Kehilangan cairan mencapai > 10% BB.
b.      Dehidrasi sedang.
·         Kehilangan cairan 2-4 l atau antara 5-10% BB.
·         Serum natrium 152-158 mEq/L.
·         Mata cekung.
c.       Dehidrasi ringan : Terjadinya kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 L.
b.      Hipervolumia (overhidrasi) : Peningkatan volume darah dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).
3.      Gangguan keseimbangan elektrolit:
1.      Hiponatremia : Keadaan kekurangan kadar natrium dama plasma darah.
Tandanya:
·         Haus yang berlebihan.
·         Cemas.
·         Takut.
·         Bingung.
·         Kejang perut.
·         Denyut nadi cepat dan lembap.
·         Hipotensi.
·         Konvulsi.
·         Membran mokosa kering.
·         Kadar natrium < 135 mEq/L.
2.      Hipernatremia : Keadaan kadar natrium dalam plasma >145 mEq/L.
Tandanya :
·         Mokusa kering.
·         Rasa haus.
·         Turgor kulit memburuk.
·         Permukaan kulit membengkak.
·         Kulit kemerahan.
·         Lidah kering kemerahan.
·         Suhu badan naik.
·         Konvulsi.
3.      Hypokalemia : Keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
Tandanya:
·         Denyut nadi lemah.
·         Tekanan darah turun.
·         Tidak nafsu makan.
·         Muntah-muntah.
·         Perut kembung.
·         Otot melemah dan lunak.
·         Denyut jantung tidak beraturan (aritmia).
·         Penurunan bising usus.
·         Penurunan kadar kalium plasma sampai 3,5 mEq/L.
4.      Hyperkalemia : Keadaan kadar kalium darah tinggi.
Tandanya:
·         Mual.
·         Hiperaktif sistem pencernaan.
·         Aritmia.
·         Kelemahan.
·         Jumlah urin sendikit sekali.
·         Diare.
·         Cemas dan iritabilitas.
·         Kadar kalium >5 mEq/L.
5.      Hipokalsemia : Keadaan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah.
Tandanya :
·         Kram otot dan perut.
·         Kejang.
·         Bingung.
·         Kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L.
6.      Hiperkalsemia : Keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah.
Tandanya :
·         Nyeri tulang.
·         Ralaksasi otot.
·         Batu ginjal.
·         Mual-mual.
·         Koma.
·         Kadar kalsium >4,3 mEq/L.
7.      Hipomagnesima : Kekurangan kadar magnesium dalam darah.
Tandanya:
·         Iritabilitas.
·         Tremor.
·         Kram pada kaki dan tangan.
·         Hipertensi.
·         Disorientasi.
·         Konvulsi.
·         Kadar mg dalam darah < 1,3 mEq/L.
8.      Hipermagnesima : Kelebihan kadar magnesium dalam darah.
Tandanya :
·         Koma.
·         Gangguan pernapasan.
·         Kadar mg >2,5 mEq/L.
(referensi : buku keterampilan dasar praktik kelinik untuk kebidanan, edisi 2. Pengarang : Musrifatul Uliyah dan A. Aziz Alimul Hidayat. Penerbit : Salemba Medika).
4.      Gangguan keseimbangan asam basa:

a.      Asidosis respiratorik : Suatu keadaan yang disebabkanoleh karena kegagalan sistem pernafasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh.
b.      Asidosis metabolik : Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam. Keadaan ini ditandai dengan adanya penururan pH kurang dari 7,35 dan HCO₃ kurang dari 22 mEq/L.
c.       Alkalosis respiratorik : Suatu keadaan kehilangan CO₂ dari paru-paru yang dapat menimbulkan -paru, dan lain-lain.
d.      Alkalosis metabolik : Suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan berkarbonat plasma lebih dari 26 mEq/l. Dan pH arteri lebih dari 7,45 atau secara umum keadaan asam basa dapat dilihat sebagaimana table berikut.
HCO₃ plasma
pH plasma
PaCO₂ plasma
Gangguan asam basa
Meningkat
Menurun
Meningkat
Asidosis respiratorik
Menurun
Menurun
Menurun
Asidosis metabolik
Menurun
Meningkat
Menurun
Alkalosis respiratorik
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Alkalosis metabolik
5.      Cairan tubuh merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh denganhampir 90% dari total berat badan.
Pada bayi presentase cairan tubuhnya adalah 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan ,wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan.

Kebutuhan air berdasarkan usia dan berat badan.
                    Usia
                                         Kebutuhan air
Jumlah air dalam 24 jam
ml/kg berat badan
3 hari
250 – 300
80 – 100
1 tahun
1150 – 1300
120 – 135
2 tahun
1350 – 1500
115 – 125
4 tahun
1600 – 1800
100 – 110
10 tahun
2000 – 2500
70 – 85
18 tahun
2200 – 2700
50 – 60
Dewasa
2400 – 2600
40 – 50

d.    Cara perpindahan cairan
·         Difusi : Difusi merupakan bercampurnya molekul – molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas atau acak.
·         Osmosis : Proses perpindahan pelarut murni (seperti air) melalui membran semipermiabel, biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat dengan konsentrasi yang lebih pekat, sehingga larutan yang konsentrasinya lebih rendah volumenya akan berkurang, sedangkan larutan yang konsentrasinya lebih tinggi akan bertambah volumenya.
·         Transport adiktif : Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transporaktif. Transpor aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi danberosmosis yang memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk menggerakkan bebagai materi guna menembus membran sel (potter,1997).
e.    Faktor yang berpengaruh dalam pengaturan cairan.
Tekanan carian :  Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmosis, tekanan osmotic melupakan kempampuan partikel pelarut untuk menarik larutan melalui membran.
Membrane semipermiabel : Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Membran ini terdapat pada dinding kapiler pembuluhn darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.
f.     Jenis cairan.
·         Cairan zat gizi (nutrien) :
d.      Karbohidrat dan air : Dekstrosa (glukosa), levulosa (fruktosa), invert sugar ( ½ dekstrosa dan ½ levulosa).
e.      Asam amino : Amigen, aminosol, dan travamin.
f.        Lemak : Lipomul dan liposyn.
·         Blood volume expanders : Jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah sesudah kehilang
(referensi : buku : praktikum keterampilan dasar praktik klinik: aplikasi dasar – dasar praktikum kebidanan. Pengarang : uliyah,musrifatul dan hidayat, A. Aziz Alimul. Penerbit : salemba medika). Mekanisme penanganan gangguan cairan infus:

Persiapan alat dan bahan:
1.      Standar infus.
2.      Infus sel.
3.      Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien.
4.      Larutan infus dengan ukuran yang sesuai.
5.      Pengalas.
6.      Torniket/karet pembendung.
7.      Kapas alcohol.
8.      Plester.
9.      Gunting.
10.  Kasa steril.
11.  Betadine.
12.  Sarung tangan.

Prosedur pelaksanaan:
1.      Cuci tangan.
2.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3.      Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke dalam botol infus (cairan).
4.      Isi cairan kedalam infus set dengan menekan bagian ruang tetesan sehingga ruang tetesan terusun sebagian dan buka penutup hingga slang terisi dan udara slang keluar.
5.      Letakkan pengalas di bawah vena yang akan dilakukan infus.
6.      Lakukan pembendungan dnegan torniket atau karet pembendung 10 -12 cm di atas tempat penusukkan dan anjurkan pasien untuk menggenggam.
7.      Gunakan sarung tangan yang steril.
8.      Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
9.      Lakukan penusukkan pada vena dengan posisi jarum mengarah ke atas.

Menghitung tetesan infus:
1.      Berdasarkan luas permukaan tubuh (body surface area = BSA) = (ml/m²)/24 jam, paling tepat untuk BB 10 KG.
Normal : 1.500 ml/m²/24jam (kebutuhan maintenance/kebutuhan rumatan).
2.      Berdasarkan kebutuhan kalori = 100 – 150 cc/100 KAL.
3.      Berdasarkan berat badan.
Rumus umum :
1.      100 ml/kg = 10 kg pertama.
2.      50 ml/kg = 10 kg kedua.
3.      20 ml/kg = berat > 20 kg.
Contoh.
Anak dengan BB 25 kg, maka kebutuhan cairannya adalah sebgai berikut.
100 ml/kg x 10 kg = 1.000 cc = 10 kg (I)
50 ml/kg x 10 kg = 500 cc = 10 kg (II)
20 ml/kg x 5 kg = 5 kg (sisa)
Total = 1.600cc/24 jam.
Cara menghitung tetesan infus :
1.      Dewasa : (makro dengan 20 tetes/ml)

Tetesan/menit =

Tetesan/menit =
2.      Anak :
Tetesan/menit =

(referensi : pengarang : hidayat , musrifatul. Buku : Keterampilan dasar kebidanan. Penerbit : salemba medika)

 jenis cairan intervena:
a.      Cairan hipotonik : osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum.
b.      Cairan isotonik : osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun).
c.       Cairan hipertonik : osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan elektrolit dari jaringan sel kedalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah,meningkatkan prosuksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).
·         Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya :
a)      Kristaloid : Bersifat isotonic, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders) kedalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya riger-laktat dan garam fisiologis.
b)      Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapier, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dariluar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid
·         Jenis – jenis cairan infus.
a)      Asering :
Indikasi : dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi : gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.

Komposisi:

Setiap liter asering mengandung:
-          Na 130 mEq
-          K 4 mEq
-          Cl 109 mEq
-          Ca 3 mEq
-          Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
-          Asetat dimetabolime di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati.
-          Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik disbanding RL pada neonates.
-          Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran.
-          Mempunyai efek vasodilator.
-          Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20% sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil resiko memperburuk edema serebral.
b)      KA-EN 1B
Indikasi :
-          Sebagai larutan awal bila status elektrilit pasien belum diketahui, missal pada kasus emergensi ( dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam).
-          <24 jam pasca operasi.
-          Dosis Lzin 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaliknya 300-500ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak.
-          Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam.
c)      KA-EN 3A dan KA-EN 3B.
Indikasi :
-          Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas.
-          Rumatan unyuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam).
-          Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A.
-          Mensuplai Kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B.
d)      KA-EN MG3
Indikasi :
-          Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas.
-          Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam).
-          Mensuplai kalium 20 mEq/L.
-          Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L.
e)      KA-EN 4A
Indikasi :
-          Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak.
-          Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal.
-          Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik.
Komposisi  (per 1000 ml):
-          Na 30 mEq/L.
-          K 0 mEq/L.
-          Cl 20 mEq/L.
-          Laktat 10 mEq/L.
-          Glukosa 40 gr/L.
f)       KA-EN 4B
Indikasi :
-          Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dana anak usia kurang 3 tahun.
-          Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan resiko hypokalemia.
-          Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik.
Komposisi:
-          Na 20 mEq/L.
-          K 8 mEq/L.
-          Cl 28 mEq/L.
-          Laktat 10 mEq/L.
-          Glukosa 37,5 gr/L.
g)      Otsu – RL
Indikasi:
-          Resusitasi.
-          Suplai ion karbonat.
-          Asisdosis metabolik.
h)      MARTOS-10.
Idikasi :
-          Suplai air karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetic.
-          Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrusu eksogen seperti tumor, infeksi berat, dan defesiensi protein.
-          Dosis : 0,3 gr/kg BB/jam.
-          Mengandung 400 kcal/L.
i)        AMIPAREN.
Indikasi :
-          Stress metabolik berat.
-          Luka bakar.
-          infeksi berat.
-          kwasiokor.
-          pasca operasi.
-          total parenteral nutrision.
-          dosis dewasa 100  ml selama 60 menit.
j)        AMINOVEL-600.
Indikasi :
-          Nutrisi tambahan pada ganguan saluran GI.
-          Penderita GI yang dipuaskan.
-          Kebutuhan metabolik yang meningkat ( missal luka bakar, trauma dan pasca operasi).
-          Stres metabolic sedang.
-          Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm).
k)      PAN-AMIN G.
Indikasi :
-          Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolic ringan.
-          Nitrisi dini pasca operasi
-          Tifoid
(referensi : www.dokteryudabedah.com)

1.    Kebutuhan Dasar Manusia menurut Abraham Maslow

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDjXllwbWnhmZBPEVmsnANmZ2OVusOV33ok7Bh9tXvtm3aKkhI2t57458TyT2FGk2VviP3HRJsiRsmC5fBm4shwx-Fwj8AVm-8Dkwp59vH82YcJB8VUmCsUabwFuItutIumJR47dkqXoc/s400/Kebutuhan+dasar+manusia+menurut+maslow.gif

     Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu :
1.  Kebutuhan Fisiologis: merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia. Antara lain ; pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta seksual.
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan : dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik, meliputi perlindungan dari ancaman terhadap tubuh dan kehidupan seperti kecelakaan, penyakit, bahaya lingkungan, dll. Perlindungan psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa atau pengalaman baru atau asing yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.
3. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan.
4. Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta pengakuan dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.



1.      Hak Pasien.
Ø  Hak untuk memperoleh informasi tentang kondisi dan keadaan apa yang sedang mereka alami. Isi dan waktu pemberian informasi sangat bergantung pada kondisi pasien dan jenis tindakan yang akan segera dilaksanakan. Informasi harus diberikan langsung kepada pasien atau keluarganya.
Ø  Hak untuk bertanya atau mendiskusikan kondisi atau keadaan dirinya dan apa yang mereka harapkan dari sistem pelayanan yang ada , dalam suasana yang dianggap memadai. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya diantara kedua belah pihak.
Ø  Hak pasien untuk dilayani secara pribadi. Pasien harus diberitahu siapa dan apa peran mereka masing-masing.
Ø  Hak untuk menyatakan pandangannya tentang pelayanan yang telah diberikan . Pendapatnya tentang kualitas dari pelayanan, yang baik atau pun yang masih kurang , dan saran-saran perbaikan harus diterima secara perbaikan harus diterima secara positif dalam kaitannya dan perbaikan kualitas pelayanannya.
Ø  Hak untuk memutuskan secara bebas apakah menerima atau menolak suatu pengobatan. Persetujuan merupakan persyaratan dalam melakukan suatu tindakan , termasuk kegawatdaruratan akibat komplikasi kehamilan atau persalinan.
Sebagai contoh dihormatinya hak pasien , perhatikan tahapan berikut ini yang harus dijalankan oleh petugas kesehatan sebelum ditandatanganinya surat persetujuan tindakan medis. Tahapan-tahapan berikut adalah : 
Ø  Pastikan bahwa pasien mampu untuk mendengar dan memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Bila tidak memungkinkan , minta walinya untuk mewakili pasien membuat persetujuan penulis.
Ø  Jelaskan secara rinci, objektif, dan dalam  bahasa yang dimengerti oleh pasien tentang prosedur yang akan dilaksanakan, termasuk keuntungan, adanya risiko, tingkat keberhasilan dan upaya mengatasi dan mengantisipasi penyulit yang mungkin terjadi.
Ø  Sediakan cukup waktu dan kesempatan untuk bertanya atau mendiskusikan kondisi pasien.
Ø  Mintalah pasien/walinya untuk membuat pernyataan tertulis tentang persetujuan tindakan medis.
Hak-Hak Pasien Perempuan
Pada dasarnya hak asasi perempuan adalah hak asasi manusia. Esensi dari hak asasi manusia adalah menghormati setiap orang lain, siapa pun dia, tanpa membedakan warna kulit, kelas, suku, agama, dan jenis kelaminnya. Hak asasi manusia juga dipahami sebagai menghormati nilai-nilai kemanusiaan dimana pun ia berada dan siapapun dirinya. Hak asasi manusia karenanya tidak bertentangan dengan moral agama.
Pembahasan hak kesehatan reproduksi perempuan secara khusus mengacu pada hasil dua konferensi internasional yang telah mengangkat hal reproduksi perempuan ditinjau dari hak asasi perempuan sebagai hak asasi manusia. Dua konferensi tersebut adalah International Conference on Population and Development ( ICPD ; 1994 ) di kairo dan konferensi dunia IV tentang perempuan di Beijing ( 1995 ) .
Diskriminasi berbasis gender masih berlangsung mulai dari lingkungan keluarga , dilingkungan kerja , dan didalam masyarakat pada umumnya. Semuanya, secara tersendiri dan bersama-sama , berdampak pada kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual perempuan.
Ada 3 komponen yang berkaitan dengan hak kesehatan, yang jelas adalah :
  • Hak yang sama tentang akses pada pelayanan kesehatan.
  • Hak perlindungan terhadap tindakan sosial yang berdampak negatif pada kesehatan.
  • Hak terhadap kemampuan memperoleh dan menikamti kesehatan dengan standard optimal.
Sebagai tenaga kesehatan harus menyadari hak-hak perempuan pada waktu memberikan perawatan maternitas.
  • Permpuan yang memperoleh pelayanan kesehatan mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kesehatannya.
  • Setiap perempuan mempunyai hak untuk membicarakan masalahnya dalam situasi dimana dia merasa percaya diri.
  • Perempuan harus tau sebelumnya jenis tindakan yang akan dikerjakan.
  • Tindakan harus dilakukan dalam lingkungan, dimana hak perempuan tersebut harus dihormati.
  • Seorang perempuan hendaknya diperlakukan dengan baik sehingga merasa senyaman mungkin pada waktu mendapat pelayanan.
  • Perempuan mempunyai hak untuk menyatakan pandangannya tentang pelayanan yang diterima.
Bila seorang tenaga kesehatan berbicara dengan seorang perempuan mengenai kehamilannya atau komplikasinya, dia hendaknya menggunakan teknik komunikasi dasar. Teknik ini membantu tenaga kesehatan menciptakan suatu hubungan kasih sayang dan suatu percaya yang jujur. Bila perempuan percaya pada tenaga kesehatan dan merasa bahwa dia sangat memperhatikan perempuan dari hati nuraninya, perempuan tersebut akan datang kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan atau datang segera bila ada suatu komplikasi.


2.      Dukungan Sosial.
Dukungan sosial adalah dukungan atau bantuan yang berasal dari orang yang memiliki hubungan sosial akrab dengan individu yang menerima bantuan. Bentuk dukungan ini dapat berupa infomasi, tingkah laku tertentu, ataupun materi yang dapat menjadikan individu yang menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai.
Faktor- faktor yang mempengaruhi dukungan social:
Kebutuhan fisik : Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial. Adapun kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan dan papan. Apabila seseorang tidak tercukupi kebutuhan fisiknya maka seseorang tersebut kurang mendapat dukungan sosial.
2.      Kebutuhan sosial
Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal oleh masyarakat daripada orang yang tidak pernah bersosialisasi di masyarakat. Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin mendapatkan pengakuan di dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu pengakuan sangat diperlukan untuk memberikan penghargaan.
3.      Kebutuhan psikis
Dalam kebutuhan psikis pasien pre operasi di dalamnya termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religius, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah baik ringan maupun berat, maka orang tersebut akan cenderung mencari dukungan sosial dari orang- orang sekitar sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai.
dukungan sosial diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu ;
1.      Dukungan emosional
Dukungan ungkapan empati, kepedulian, dan perhatikan terhadap orang bersangkutan.
2.      Dukungan penghargaan
Terjadi lewat ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan perasaan individu dan perbandingan positif orang dengan orang lain misalnyaorang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya atau menambah harga diri.
3.         Dukungan instrumental
Mencakup bantuan langsung misalnya dengan memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan.
4.      Dukungan informatif
Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan, informasi serta petunjuk.

1.      Konsep Diri (SELF CONCEPT).
Konsep diri adalah semua ide-ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. ( Stuart dan Sundeen,1991: 372 ). Ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian ini merupakan persepsi yang bersangkutan tentang karakteristik dan kemampuannya, interaksi dengan pengalaman dan objek disekitarnya serta tujuan dan idealismenya.

Teori Perkembangan Konsep Diri
Secara umum disepakati bahwa konsep diri belum ada sejak lahir tapi berkembang secara bertahap dan juga dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain dan objek disekitarnya.
Konep diri dipelajari dari pengalaman yang unik melalui proses eksplorasi diri sendiri, hubungan dengan orang dekat & berarti bagi dirinya. Konsep diri berkembang dengan baik apabila budaya dan pengalaman dalam keluarga memberikan pengalaman yang positif, individu memperoleh kemampuan yang berarti serta dapat menemukan aktualisasi diri sehingga individu menyadari potensi yang ada pada dirinya. Pengalaman awal dalam kehidupan keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri karenakeluarga dapat memberikan perasaan diri adekuat atau tidak adekuat, perasaan diterima atau ditolak, kesempatan untuk identifikasi serta penghargaan tentang tujuan, perilaku dan nilai.
Rentang Respon Konsep Diri
Respon individu terhadap konsep diri berfluktuasi sepanjang rentang respon dari adaftif sampai maladaftif
Repon Adaptif Respon Maladaptif
Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi
Diri positif Rendah identitas
Konsep diri terdiri dari 5 komponen ( Stuart dan Sundeen,1991 ) yaitu :
1). Gambaran diri
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar atau tidak sadar termasuk persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Gambaran diri ini harus realistis karena lebih banyak seseorang menerima dan menyukai tubunnya akan lebih aman sehingga harga dirinya meningkat.
Perubahan pada tubuh seperti perkembangan payudara, perubahan suara, menstruasi dsb. Merupakan perubahan yang dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang.



Daftar Pustaka


Uliyah, Musrifatul.2008.Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik: Aplikasi Dasar – dasar Praktik Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Uliyah, Musrifatul.2006.Buku Ajar Keterampilan Dasar Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Musrifatul.2009.Keterampilan Dasar Praktik klinik untuk kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
http://andaners.wordpress.com/2009/04/20/konsep-diri-self-concept/
http://www.imron46.co.cc//2009/02/gangguan-konsep-diri-harga-diri-rendah.hm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar